YAMAHA TZR50, BODI MENIPU PERFORMA!!!
Melihat sosok Yamaha TZR50 ini pasti akan tertipu. Fairingnya yang kokoh, kaki-kaki lebar dan warna biru khas pacuan balap Yamaha di Moto GP, WSBK hingga Motocross mengalihkan kita pada mesinnya yang ternyata cuma 50cc!
Mesin yang dipakai Yamaha TZR50 hanya satu silinder 50cc 2tak. Tak heran jika mesin yang sudah dilengkapi dengan water cooled atau radiator ini, tenaganya cuma 2,6 Dk. Untuk membuatnya tetap mampu berlari, Yamaha sampai membuatkan transmisi 6 kecepatan.
Tapi urusan gaya, jangan sepelekan! Motor sport entry level ini lebih dari cukup. Perhatikan saja fairingnya, punya lampu split layaknya Yamaha R1. Jok berundak dan buritan yang seksi bisa mengangkut seorang pembonceng dengan nyaman.
Sasisnya deltabox dipadu sobraker depan telescopic dan monoshock di roda belakang. Peleknya lebar dengan desain palang serupa Yamaha YZF R125. Ukuran bannya pun istimewa, depan 110/80-17 dan belakang 130/70-17. Lebih besar dari ukuran ban Yamaha Byson!
Fitur disk brake di roda depan dan belakang sudah jadi perangkat standarnya. Begitu juga dengan panel indikator paduan digital dan analog yang konon desainnya terinspirasi Yamaha R1.
Mau tahu harganya? Jangan kaget ya… Di Italia, motor ini dijual 3.249 Euro atau sekitar Rp 41,3 jutaan!
:motorplus-online.com:
UPGRADE POWER JUPITER MX SAMPAI 17 DK !!!!
Untuk pembesut Yamaha Jupiter MX yang dalam waktu dekat berencana meng-upgrade performanya, simak deh baik-baik ulasan berikut. Terutama yang berniat mengaplikasi paket bore-up-nya yang belakangan banyak beredar.
Begitu pula bagi yang sudah menerapkannya, tapi belum menemukan settingan pas. Sehingga performa tak sesuai yang diharapkan. Sebab beberapa bengkel top di Jakarta yang beberapa kali menangani bore-up MX mau kasih bocoran soal settingan yang pernah mereka terapkan.
Nah, ada beberapa pilihan bore-up yang bisa didiaplikasi buat motor ini. “Mulai piston standar V-Ixion (57 mm), 58 mm, 60 mm, 61 mm dan 62 mm. Tapi kalau buat harian, maksimal pakai 60 mm saja atau cukup 58 mm,” bilang Teddy Cong, punggawa PT Globar Motorindo (GM) di kawasan Galur, Cempaka Putih, Jakpus.
Kalo pilihannya pembesaran kapasitas kayak V-Ixion (149,8 cc), ”Bisa aplikasi blok silinder V-Ixion berikut piston orisinalnya,” tukas Ari Setiawan alias Kurok, mantan mekanik racing AHRS yang hijrah ke GM.
Pada pilihan ini, kata Kurok karburator standar masih cukup mumpuni digunakan. “Namun perlu rejetting. Main jet dan pilot jet dinaikkan 1 step. Tapi sebelumnya, saluran masuk dan buang sebaiknya di-porting dulu untuk mengimbangi volume silinder yang bertambah,” terangnya.

Pakai PE28 hasil bakal lebih maksimal (kiri). Untuk karburator standar, spuyer dinaikkan 1 - 2 step sesuai permintaan mesin (kanan).
Lalu saluran gas buang alias knalpot dibikin lebih plong. Bisa membobok saringan knalpot standar, atau adopsi knalpot freeflow aftermarket. “Biasanya gue pakai knalpot AHRS F4. Trus, CDI-nya diganti pakai Rextor Adjustable dan gir belakang diturunin 2 mata,” tambah Kurok.
Hasilnya, selain horse power bisa terkerek 4-5 dk, top speed dijamin melonjak banyak lantaran perbandingan final gear diberatkan. “Tapi kalau mau lebih gede lagi powernya, kem ganti pakai yang durasinya tinggi untuk harian,” ujarnya. Oh iya, tak lupa paking blok maupun head kudu diganti pakai punya V-Ixion.
Pakai PE28 hasil bakal lebih maksimal (kiri). Untuk karburator standar, spuyer dinaikkan 1 – 2 step sesuai permintaan mesin (kanan).
Sementara bila paket bore-up piston 58 mm (155 cc) yang dikehendaki dan ingin horse power mencapai 17 dk, boleh tiru settingan yang diterapkan Suar, mekanik Bintang Racing Team (BRT) yang bermarkas di Cibinong Jabar.
“Saluran masuk dan buang tetap mesti di-porting polish. Lalu kem diganti punya V-Ixion. Dibarengi menukar per klep lebih keras dikit. Bisa andalkan produk CLD. Lalu knalpot standar dibobok dan karburator pakai Keihin PE28 dengan kombinasi spuyer 115/38 (main jet/pilot jet),” beber Suar.
Pada sektor pengapian, CDI ditukar pakai BRT I-Max 20 Step. Lalu setelan klep in dibikin 0,13 mm. Sedang klep out 0,18 mm. Lalu biar kinerja kopling gak mudah selip, per dan kampas kopling diganti pakai produk BRT.
Cobain deh! (mobil.otomotifnet.com)
INI DIA PERCAKAPAN ROSSI STONER
Valentino Rossi mengakui, dia telah membuat sebuah kesalahan yang berujung pada sebuah senggolan dengan pebalap Repsol Honda, Casey Stoner. Akibatnya, mereka jatuh dan Stoner gagal melanjutkan lomba pada seri kedua MotoGP 2011 di Sirkuit Jerez, Spanyol, Minggu (3/4/2011), sedangkan dirinya bisa menyelesaikan balapan 26 lap tersebut dan finis di urutan kelima.
Insiden tersebut terjadi di lap ketujuh ketika Rossi ingin melakukan manuver untuk merebut posisi kedua yang ditempati Stoner. Sayang, saat mengambil dari sisi dalam ketika menikung ke kanan, motor Rossi tergelincir dan jatuh sehingga Stoner yang berada di sampingnya terlibat dalam kecelakaan. Setelah dibantu oleh para petugas, Rossi bisa melanjutkan lomba. Sebaliknya, Stoner, yang menjadi pemenang seri perdana di Qatar, harus meninggalkan arena balapan dan istirahat.
Usai lomba, Rossi pergi ke garasi Honda untuk bertemu Stoner, yang meraih pole position. “The Doctor” menyatakan penyesalannya telah membuat rivalnya tersebut gagal menuai poin di seri kedua ini.
Berikut petikan percakapan Rossi-Stoner dalam pertemuan singkat tersebut.
Stoner (tersenyum): Bagaimana dengan bahumu? Apakah baik-baik saja?
Rossi (masih mengenakan helm): Saya sangat menyesal.
Stoner: Tak apalah. Anda memiliki masalah dengan bahumu?
Rossi: Saya melakukan sebuah kesalahan.
Stoner: Ya. Tentu saja ambisimu mengalahkan bakatmu.
Rossi: Eh?
Stoner: Ambisi lebih dari bakat.
Rossi: Saya sangat menyesal.
Stoner: Tidak masalah.
Di Sirkuit Jerez, Rossi, pemegang tujuh gelar juara dunia MotoGP, memiliki rekor sangat bagus karena dia sudah meraih enam kemenangan di kelas premier. Bandingkan dengan Stoner yang belum pernah menang di Sirkuit Jerez. Juara dunia 2007 tersebut baru satu kali naik podium pada musim 2009 bersama Ducati, itu pun karena finis di posisi ketiga. (KOMPAS.COM)
Latest comments